- Home >
- Awashima-jinja, kuil yang jadi rumah bagi ribuan boneka tua
Posted by : Sasuke Kiseki
Sabtu, 23 Agustus 2014
Orang Jepang memang dikenal
sebagai masyarakat dengan budaya animisme yang masih sangat kental. Di negara
ini Anda bisa menemukan berbagai kuil yang didedikasikan untuk segala macam
objek. Tak hanya sosok dewa saja, tokoh terkenal, binatang, pohon, bahkan benda
mati pun bisa dibuatkan kuil.
Di daerah Wakayama terdapat sebuah kuil cukup terkenal yang didedikasikan untuk boneka. Namanya Awashima-jinja. Sesungguhnya, menurut Atlas Obscura kuil ini merupakan tempat suci bagi para wanita dan anak-anak perempuan. Para wanita biasa memanjatkan doa dan memohon berkah di tempat ini.
Walaupun begitu Awashima-jinja juga sangat terkenal dengan ribuan boneka yang tergeletak nyaris di seluruh bagian kuil. Bermacam-macam boneka ada di sana. Mulai dari boneka anak perempuan berbaju kimono seperti yang sering kita saksikan dalam film-film horor Asia, boneka berbentuk sosok kucing keberuntungan ala Jepang, hingga topeng-topeng Noh kuno yang digantungkan di dinding atau diletakkan begitu saja di lantai. Boneka-boneka ini memenuhi balkon, altar, lantai, hingga halaman kuil.
SOURCE : Japanese Station
Di daerah Wakayama terdapat sebuah kuil cukup terkenal yang didedikasikan untuk boneka. Namanya Awashima-jinja. Sesungguhnya, menurut Atlas Obscura kuil ini merupakan tempat suci bagi para wanita dan anak-anak perempuan. Para wanita biasa memanjatkan doa dan memohon berkah di tempat ini.
Walaupun begitu Awashima-jinja juga sangat terkenal dengan ribuan boneka yang tergeletak nyaris di seluruh bagian kuil. Bermacam-macam boneka ada di sana. Mulai dari boneka anak perempuan berbaju kimono seperti yang sering kita saksikan dalam film-film horor Asia, boneka berbentuk sosok kucing keberuntungan ala Jepang, hingga topeng-topeng Noh kuno yang digantungkan di dinding atau diletakkan begitu saja di lantai. Boneka-boneka ini memenuhi balkon, altar, lantai, hingga halaman kuil.
Walaupun terkesan
menyeramkan bagi siapapun yang belum pernah melihatnya, boneka-boneka yang
sebagian sudah usang dan lapuk itu tidak diletakkan di sana karena
alasan-alasan mistis. Boneka-boneka tersebut memang sengaja dipersembahkan oleh
para pengunjung yang berziarah ke kuil. Sebab Awashima-jinja adalah kuil yang
terkenal dengan tradisi hina
ningyo, sebutan untuk boneka yang diberikan kepada gadis-gadis muda
setiap Hari Anak Perempuan pada tanggal 3 Maret. Kuil ini rutin mengadakan
festival boneka yang disebut bina
nagashi. Saat perayaan bina
nagashi boneka-boneka hina
ningyo akan ditempatkan di sebuah kapal kecil kemudian dilarung ke
laut.
Saat ombak pasang,
kapal kecil yang dilarung tadi akan berguncang dan menyebabkan boneka-boneka
berjatuhan ke laut. Boneka-boneka yang jatuh ke laut tadi merupakan perwakilan
dari pemiliknya. Dengan hilangnya boneka ditelan ombak laut, diyakini segala
penyakit dan nasib buruk yang menimpa mantan pemilik mereka akan ikut terbawa
bersama boneka.
Festival yang cukup populer di Jepang ini dimulai sejak tahun 1687. Dan saat festival berlangsung anggota keluarga akan berdoa untuk kesehatan dan kebahagiaan anak-anak perempuan di dalam keluarga.
Berabad-abad sejak perayaan bina nagashi yang pertama dilangsungkan di sana, koleksi boneka di Awashima-jinja kini sudah mencapai ribuan buah. Tak hanya boneka hina ningyo saja, para peziarah juga meninggalkan berbagai bentuk patung, ukiran, boneka tanuki, Daruma, katak, Yoshitsune, serta Shichi fukujin.
Berabad-abad sejak perayaan bina nagashi yang pertama dilangsungkan di sana, koleksi boneka di Awashima-jinja kini sudah mencapai ribuan buah. Tak hanya boneka hina ningyo saja, para peziarah juga meninggalkan berbagai bentuk patung, ukiran, boneka tanuki, Daruma, katak, Yoshitsune, serta Shichi fukujin.
SOURCE : Japanese Station